Windows, Linux, dan Mac merupakan merupakan sistem operasi yang umum digunakan pada komputer Desktop. Membandingkan ketiga OS tersebut merupakan perdebatan yang menarik, dan sering saya temui ketika awal masuk sekolah komputer. Artikel ini hanya berdasarkan pengalaman saya setelah menggunakan ketiga sistem operasi tersebut selama beberapa tahun.
Windows
Windows merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh Microsoft dan telah memiliki sejarah panjang menemani perkembangan komputer. Menurut statistik dari Statscounter, 78% pengguna komputer Desktop menggunakan Windows sebagai sistem operasi nya. Hal tersebut menunjukkan betapa populernya sistem operasi ini diseluruh dunia.
Berkat kepopuleran tersebut Windows memiliki dukungan ke banyak perangkat keras (Hardware). Ketika kalian membeli perangkat komputer hampir dapat dipastikan akan selalu tersedia driver untuk Windows. Ketika membeli laptop pun ada pilihan laptop yang sudah terinstall sistem operasi windows.
Kebanyakan tukang service komputer pasti paham dengan sistem operasi windows, sehingga jika ada masalah anda dapat mendapatkan bantuan dengan mudah. Pilihan software pun sangat banyak karena banyak developer membuat aplikasi untuk sistem operasi windows. Berdasarkan statistik steam tahun 2019, windows merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan untuk bermain game (95%).
Infeksi Virus merupakan masalah yang sering dialami oleh pengguna windows. Menambah software keamanan seperti Antivirus dan Firewall sangat direkomendasikan terutama untuk pengguna awam, karena jika dilihat dari riwayat updatenya, cara infeksi virus pada sistem windows sangat beragam misalnya melalui email ( MS00-043, MS01-015) atau ketika browsing sesuatu ( MS99-032 ). Menurut analisa yang dilakukan oleh Dr. Nic Peeling dan Dr Julian Satchell’s (Analysis of the Impact of Open Source Software), ada sekitar 60,000 Virus yang teridentifikasi pada sistem operasi windows di tahun 2001.
Mac OS
Mac OS merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh Apple, Mac OS hanya dapat diinstall (legal) pada perangkat komputer Apple seperti Macbook, dan iMac. Hal tersebut memungkinkan apple untuk melakukan test dan optimisasi terhadap hardware yang akan digunakan. Apple tidak mengenakan biaya lisensi ke sistem operasi mereka, pengguna dapat mendownload sistem operasi tersebut gratis melalui App Store.
Mac OS dikembangkan dari software open source berbasis BSD bernama Darwin yang termasuk dalam keluarga UNIX. Anda yang terbiasa menggunakan linux mungkin akan merasa familiar dengan struktur folder dan terminal/shell pada mac. Meski menggunakan software open source, banyak bagian sistem operasi mac os yang merupakan buatan Apple sendiri misalnya User Interface dan Cocoa API. Anda dapat menemukan beberapa source code mac os pada website opensource.apple.com.
Touchpad apple sangat nyaman digunakan, fitur Multitouch, Gesture dan Horizontal scrolling nya sangat bagus, bahkan berfungsi dengan baik disemua aplikasi. Fitur Quick Look nya juga dapat menampilkan preview file dengan cepat tanpa perlu membuka aplikasi lain, interface Mac OS sangat user friendly.
Pilihan software memang tak sebanyak sistem operasi windows, namun software yang umum seperti Microsoft Office, dan Adobe Photoshop memiliki versi Mac OS nya. Beberapa game juga ada rilis untuk versi Mac OS nya walaupun tidak sebanyak windows.
Mac OS memiliki keamanan yang cukup baik, System Integration Protection (SIP) memproteksi file – file system agar tidak dapat dimodifikasi bahkan oleh root user sekalipun. Tambahan Gatekeeper mencegah user untuk menjalankan program yang berpotensi berbahaya, mirip UAC di windows. Mulai versi Mac OS Mojave, sistem akan menampilkan notifikasi bila ada aplikasi yang akan mengakses Camera, Microphone, dan data pengguna seperti Email dan Contact.
Apple melakukan update sistem operasi nya secara berkala, namun karena ia memiliki kendali atas dukungan hardware, apple kadang menghentikan dukungan untuk perangkat yang sudah usang. Perangkat yang sudah usang tidak akan menerima pembaruan sehingga tidak dapat menikmati fitur baru dan rentan terhadap resiko keamanan, hal ini membuat pengguna tidak punya pilihan selain membeli perangkat baru.
Linux
Linux adalah sebutan untuk Kernel, yaitu bagian dari sistem operasi yang mengendalikan seluruh komponen komputer sekaligus sebagai penghubung antara software dan hardware. Dalam perkembangan nya, banyak komunitas yang merilis sistem operasi sendiri dengan menggunakan Linux Kernel yang kemudian disebut dengan istilah distro.
Sifat linux yang open-source membuatnya dapat dimodifikasi dan didistribusikan dengan bebas. Banyak distro yang merupakan hasil modifikasi dari sebuah distro, misalnya saja Ubuntu dan Linux Mint yang sempat terkenal merupakan keturunan dari distro Debian, silsilah keluarga distro dapat anda lihat secara lengkap pada website distrowatch.
Jumlah distro linux yang sampai ratusan kadang membuat kebingungan untuk memilih mana yang tepat dan sesuai untuk digunakan. Beberapa distro ada yang dibuat hanya untuk tujuan khusus seperti Data Recovery, NAS, Penetration Test, dll. Beberapa diantara mereka dapat saling berbagi dalam penggunaan komponen/package. Misalnya saja untuk urusan tampilan (Desktop Environment), anda dapat memilih antara GNOME, KDE, MATE, atau yang lainnya (masih banyak). Tools/Package yang anda temukan di satu distro sangat memungkinkan untuk di install di distro lainnya.
Untuk membatasi agar tidak meluas dan memicu polemik, linux yang saya maksud pada artikel ini adalah berdasarkan distro yang pernah saya gunakan : Ubuntu gnome, openSUSE, Debian, dan Elementary OS.
Tampilan linux tergantung pada Desktop Environment nya, anda dapat memilih gaya tampilan yang sesuai kesukaan anda. Bagi yang suka dengan gaya start menu windows saya sarankan coba KDE, sedangkan GNOME mirip seperti Mac karena menu bar nya ada di atas. Baik kde maupun Gnome memiliki tampilan yang cukup bagus, dan bila anda merasa bosan anda dapat memasang tema.
Software yang tersedia pada sistem operasi linux kebanyakan adalah software open source. Untuk saat ini anda tidak akan menemukan aplikasi Microsoft Office atau Adobe Photoshop di linux, namun sebagai gantinya anda dapat menggunakan LibreOffice dan GIMP yang merupakan software open source. Steam menyediakan client versi Ubuntu nya, namun tidak semua game steam dapat dijalankan di Linux.
Beberapa distro menyediakan Live CD, dimana sistem operasi dapat langsung digunakan dari media seperti Flashdisk dan CD/DVD tanpa perlu diinstall terlebih dahulu.
Linux dapat berjalan hampir di semua perangkat, distro seperti Debian merilis sistem operasi nya dalam beberapa arsitektur yaitu:
- i386/amd64 yang umum digunakan pada komputer desktop,
- ARM digunakan pada perangkat kecil seperti smartphone, router, dan embedded system,
- MIPS dapat ditemukan pada perangkat embedded system dan microcontroller
Meskipun tersedia dalam banyak arsitektur, bukan berarti linux dapat langsung digunakan pada semua perangkat tanpa kendala. Perlu ada beberapa penyesuaian, misalnya saja pada PC, linux mungkin dapat diinstall dan berjalan dengan baik, namun untuk mengaktifkan fitur 3D (untuk main game) kadang anda tetap membutuhkan driver VGA.
Beberapa vendor hardware menyediakan driver versi linux nya, namun sering saya menemui masalah dalam hal dependency pada library tertentu. Memang Linux sering dapat mengenali hardware tanpa perlu driver, namun jika hardware anda tidak dikenali maka bersiaplah menjelajah forum untuk mencari solusi.
Leave a Reply